Rabu, 01 Februari 2012

Dongeng Pelajaran Aesop 6

Rubah dan Topeng

Seekor Rubah dengan berbagai cara masuk ke ruang toko di sebuah teater. Tiba-tiba ia mengamati wajah melotot di atasnya dan mulai ketakutan, tetapi ketika melihat lebih dekat ia menemukan bahwa itu hanya sebuah topeng yang digunakan aktor teater di panggung. "Ah," kata Rubah, "Anda terlihat sangat baik, tetapi sayang Anda belum punya otak. "

Penampilan luar adalah tiruan yang buruk bagi hati nurani.

Kalkun dan Merak

Si Kalkun bertandang ke sebuah halaman di mana para Merak biasa berjalan, ditemukan ada sejumlah bulu yang terjatuh dari para burung Merak saat bulunya rontok. Dia mengikat semua pada ekornya dan melangkah menuju para Merak. Ketika ia sampai ke dekat mereka, mereka segera tahu itu tipuan, dan berjalan ke arahnya mematuk dia dan dicabutnya bulunya yang  dipinjam si Kalkun. Maka si Kalkun tidak bisa berbuat yang lebih baik kecuali kembali ke kelompoknya. Para kalkun  yang menyaksikan tingkah lakunya dari jarak jauh, sama-sama jengkel dengan dia, dan mengatakan kepadanya:

" Tidak hanya bulu-bulu yang baik membuat burung menjadi baik."

Kodok dan Kerbau

"Oh, Ayah," kata si Kodok Kecil yang duduk di sisi kolam renang, "Saya telah melihat seperti rakasa mengerikan! Seolah besar seperti gunung, dengan tanduk di atas kepalanya, dan ekornya panjang, dan kukunya terbelah dua. "

"Nak," kata Kodok Tua, " Itu Cuma Lembu Putih pak Tani. Dia  tidak begitu besar, dia mungkin sedikit lebih tinggi daripadaku,  tapi aku bisa dengan mudah membuat diriku cukup besar; coba Kamu lihat "  Kodok Tua itu  menggelembungkan badannya, "Apakah dia sebesar ini?" dia bertanya. "Oh, jauh lebih besar dari itu," kata Kodok muda.

Sekali lagi menggelembungkan dirinya lagi, dan bertanya lagi kepada Kodok Muda apakah Kerbau itu sebesar itu.

"Lebih besar, ayah, lebih besar lagi," jawab anaknya.
Maka Kodok Tua itu mengambil napas dalam-dalam, dan meniup dan meniup dan meniup, dan membengkak dan membengkak dan membengkak. Dan kemudian dia berkata: "Saya yakin Kerbau tidak sebesar ini,” pada saat itu ia akhirnya meledak.

Keangkuhan itu dapat menyebabkan kehancuran diri sendiri.

Androcles

Seorang budak bernama Androcles melarikan diri dari tuannya dan lari ke hutan. Saat ia berkeliaran di sana, dia bertemu seekor Singa yang berbaring mengeluh kesakitan. Pada awalnya ia berbalik melarikan diri,  tetapi dia menemukan bahwa sang Singa Lion tidak mengejar dia, ia berbalik kembali dan mendekatinya. Saat ia datang mendekat, sang Singa mengulurkan kaki depannya, yang bengkak dan berdarah, dan Androcles menemukan ada duri besar telah masuk ke dalamnya, dan menyebabkan semua rasa sakit iyu. 

Dia mencabut keluar duri yang menancap pada kaki Singa, yang segera dapat  bangkit dan menjilat tangan Androcles seperti seekor anjing. Kemudian sang Singa mengajak Androcles ke guanya, dan setiap hari digunakan untuk membawa dia daging dari mana untuk hidup. Tapi tak lama kemudian keduanya Androcles dan Singa tertangkap, dan budak itu akan dijatuhi hukuman dilempar kepada seekor Singa, setelah sang Singa  dikurung  tanpa makanan untuk beberapa hari. 

Kaisar dan seluruh Mahkamah nya datang untuk melihat tontonan, dan Androcles dibawa ke tengah arena. Segera sang inga dibiarkan lepas dari kandangnya, dan bergegas melompat dan mengaum terhadap korbannya. Tapi begitu ia datang dekat Androcles dia mengenali temannya, dan bersujud kepadanya, dan menjilat tangannya seperti anjing yang ramah. 

Kaisar, terkejut melihat ini, dipanggilnya Androcles kepadanya, yang menceritakan seluruh cerita. Di mana selanjutnya sang budak itu mendapat pengampunan dan dibebaskan, dan sang Singa dibiarkan lepas ke hutan.

Rasa terima-kasih adalah pertanda jiwa yang mulia.

dongeng pelajaran aesop dari
Project Gutenberg Etext of Aesop's Fables

Tidak ada komentar:

Posting Komentar