Sabtu, 31 Desember 2011

Dongeng Pelajaran Aesop 3

Serigala dan Gagak

Seekor Srigala satu saat melihat seekor Gagak terbang dengan sepotong keju dalam paruhnya dan bertengger di sebuah cabang pohon. "Itu untuk saya, karena saya seekor Serigala," kata Bos kita, dan ia berjalan ke kaki pohon.

"Selamat Pagi, Nyonya Gagak," teriaknya. "Alangkah sehat kelihatannya Anda pada hari ini: alangkah mengkilap bulu Anda; alangkah terang mata Anda. Saya merasa yakin suara Anda seharusnya melampaui burung lain, maka sebagaimana sosok Anda, biarkan aku mendengar satu lagu dari anda sehingga saya bisa menyebut Anda sebagai Ratu Burung."

Gagak itu mengangkat kepalanya ke atas dan mulai akan menyanyi, tetapi saat dia membuka mulutnya, sepotong keju itu jatuh ke tanah. Hanya sekejap disantap oleh Boss Serigala. "Itulah," katanya. "Itulah  yang saya inginkan, sebagai pertukaran untuk keju Anda, saya akan memberi Anda nasihat untuk masa depan Anda.”

"Jangan percaya kepada penjilat.".

Singa Sakit

Seekor Singa sedang menuju  akhir hayatnya dan berbaring sakit sangat parah di mulut gua, terengah-engah. Hewan-hewan mangsanya, datang mendekat dan semakin dekat saat ia bertambah lebih tak berdaya. Ketika mereka melihat Singa di titik kematiannya, mereka berpikir kepada diri mereka sendiri: "Sekarang adalah waktu untuk melunasi dendam lama."

Kemdian Beruang datang dan melaju ke arahnya dengan taring-nya, lalu Sapi menyeruduk dengan tanduknya, Singa itu masih terbaring tak berdaya  Kemudian si Keledai, merasa cukup aman dari bahaya, datang mendekat dan memutar ekornya untuk menendang sang Singa dengan tumit ke arah wajahnya. Itu semua membuat sang Singa segera pamit dari dunia.

Hanya para pengecut yang menista penguasa yang sekarat.

Keledai dan Anjing Kecil

Seorang Petani suatu hari datang ke istal untuk melihat binatang pemuat bebannya: di antaranya adalah Keledai favoritnya, yang selalu cukup makan dan sering membawa tuannya bepergian. Petani datang dengan anjing kecil piaraannya, yang menari dengan gembira sambil menjilat-jilat tangan Petani. Petani merogoh kedalam sakunya, memberikan anjing kecil itu beberapa makanan kecil, Petani itu duduk-duduk sementara  memberikan perintah kepada pelayan. Anjing piaraan kecil itu melompat ke pangkuan tuannya, dan berbaring di sana sambil berkedip, sementara Petani mengelus telinganya.

Keledai, melihat hal ini, menghambur lepas dari talinya dan mulai berjingkrak meniru anjing piaraan kecil tersebut. Petani tidak bisa menahan tawa, sehingga Keladai itu naik kepada-nya, dan meletakkan kakinya di atas bahu petani dan berusaha naik ke pangkuannya. Pelayan bergegas dengan tongkat dan garpu rumput dan segera mengajarkan kepada sang Keledai.

Canda yang janggal itu tidak pada tempatnya.

Singa dan Tikus Kecil

Suatu ketika Singa tertidur dan Tikus  Kecil itu mulai berlari naik dan turun diatasnya; ini segera membangunkan sang Singa, yang menempatkan kaki-nya dan membuka rahangnya yang besar untuk menelannya. "Maaf, O Raja, "teriak Tikus Kecil:" Maafkan saya kali ini, saya tidak akan pernah lupa kebaikan Anda, siapa tahu saya mungkin dapat membalas Anda suatu saat nanti? "

Singa itu begitu tergelitik pada ide dari Tikus yang bersedia bisa membantu dia, lalu ia mengangkat cakarnya dan membiarkan dia pergi. Beberapa saat setelah sang singa tertangkap dalam perangkap, dan pemburu yang ingin  membawanya hidup-hidup kepada Raja, mengikatnya ke sebuah pohon. Disaat mereka pergi mencari sebuah gerobak untuk membawa dia. Justru kemudian sang Tikus kebetulan lewat, dan melihat kesedihan sang Singa itu, ia mendekatinya dan segera menggerogoti tali yang mengikat sang Raja Hutan. "Apakah aku tidak benar?" kata Tikus Kecil itu.

Teman-teman kecil dapat membuktikan kebaikan mereka.


dongeng pelajaran aesop dari
the Project Gutenberg Etext of Aesop's Fables

Tidak ada komentar:

Posting Komentar