Selasa, 10 Januari 2012

Bencana 1100 Tahun

Mesin Penyapu Ranjau menyentuh Ranjau
Setelah perang berakhir keberadaan ranjau-ranjau darat di mana benda-benda itu diletakkan, akan membunuh dan melukai warga sipil, dan daratan yang mengandung ranjau tidak dapat dilalui dan tidak dapat digunakan selama beberapa dekade. Bencana berkepanjangan yang diakibatkan oleh ranjau darat terhadap warga sipil setempat adalah sangat memprihatinkan. Maka Kampanye Internasional untuk Melarang Ranjau Darat telah berusaha untuk melarang penggunaannya, yang memuncak dalam Konvensi 1997 tentang Pelarangan Penggunaan, Penimbunan, Produksi dan Transfer Ranjau Anti-Personil dan Pemusnahannya, yang dikenal secara informal sebagai Perjanjian Ottawa (Ottawa Treaty).


PBB  memperkirakan bahwa dengan teknologi saat ini, akan menghabiskan waktu hampir 1.100 tahun untuk memusnahkan semua ranjau darat di dunia. Bencana yang dibuat oleh tangan-tangan manusia ini benar-benar memperlihatkan naluri yang ganas pada diri manusia terhadap diri sesamanya, terhadap sesama suku, sesama bangsa dan maupun sesama agama.

Dibawah ini 10 negara terbanyak mendapat warisan Ranjau Darat setelah peperangan di negara masing-masing.

10
Somalia
Ranjau Darat diperkirakan; 1 juta
Masalah ranjau di Somalia adalah akibat dari konflik dalam negeri dan antara berbagai daerah selama periode hampir 40 tahun, pertama dilaporkan pemasangan ranjau darat pada tahun 1964. Somalia tengah dan selatan adalah area yang sangat terkontaminasi dengan ranjau dan mesiu yang belum meledak (UXO). PBB mengklaim bahwa dampak sosial ekonomi ranjau darat dapat dilihat di hampir setiap aspek masyarakat Somalia: lahan yang tersedia berkurang untuk ternak dan produksi pertanian, peningkatan biaya transportasi, kinerja yang buruk dari usaha rehabilitasi dan pembangunan, hilangnya nyawa, orang-orang menjadi cacat, kekurangan rasa aman bagi  masyarakat, dan menimbulkan hambatan untuk repatriasi dan reintegrasi. Korban terus menerus dilaporkan akibat ranjau dan UXO.
9
Mozambik
Ranjau Darat diperkirakan: 3 juta
Setelah hampir tiga puluh tahun perang, Mozambik merupakan salah satu negara termiskin di Afrika. Makanan pokok harus diimpor dan ekonomi sangat bergantung pada bantuan asing. Mozambik dihadapkan dengan desertifikasi, polusi air permukaan dan perairan pesisir, dan kekeringan yang parah dan banjir di provinsi-provinsi tengah dan selatan. Selain itu, banyak tanah pertanian tidak dapat digunakan karena terdapat banyak ranjau. "Mungkin penggunaan paling menghancurkan dari ranjau darat adalah pemasangan acak ranjau darat di ladang dan di sepanjang jalur akses pertanian sehingga  menghentikan petani memproduksi bahan pangan," catatan Human Rights Watch Afrika dalam sebuah laporan berjudul " Ranjau Darat dan Kehidupan Ekonomi."
8
Bosnia-Herzegovina
Pembantaian Srebrenica Genosida 11 Juli 1995 Bosnia-Herzegovina
Ranjau Darat diperkirakan: 3 juta
Bosnia-Herzegovina sangat terkontaminasi dengan ranjau darat dan bahan-bahan peledak sisa perang, terutama sebagai akibat dari konflik 1992-1995 yang terkait dengan ambruknya Republik Federal Sosialis Yugoslavia. Kontaminasi ranjau darat umumnya kepadatan rendah. Ranjau darat digunakan secara luas sepanjang garis konfrontasi, yang sering berpindah-pindah. Sebagian besar ladang ranjau di zona pemisahan antara dua entitas; ini adalah 1.100 kilometer panjang dan sampai empat kilometer lebar. Di selatan dan tengah Bosnia-Herzegovina, ranjau sering digunakan secara acak, dengan hanya ada sedikit tercatat. Beberapa wilayah yang terkena penyebaran ranjau adalah pegunungan atau berhutan lebat, namun sabuk pertanian yang subur di Kabupaten Brcko adalah salah satu daerah yang paling banyak terkontaminasi. Setiap bulan ranjau darat membunuh atau melukai 30-35 orang, 80% dari mereka warga sipil.
7
Kuwait
Ranjau Darat diperkirakan: 5 juta
Sejarah Kuwait telah dipenuhi dengan stres karena sejumlah besar minyak yang ditemukan di seluruh negeri. Selama Perang Teluk, Irak menduduki Kuwait dari Agustus 1990 sampai Februari 1991. Pasukan Irak menanam jutaan ranjau AP dan AT di ”Panggung Operasi Militer Kuwait”, sekitar 97,8 persen tanah Kuwait menjadi area ranjau darat dan UXO.
6
Kamboja
Ranjau Darat Count: 8-10 juta
Tiga dekade perang di Kamboja telah meninggalkan bekas luka dalam berbagai bentuk di seluruh negeri. Sayangnya, salah satu warisan paling abadi dari konflik terus menerus mengklaim korban baru setiap hari. Ranjau darat, disebarkan oleh Khmer Merah dibawah rezim Heng Samrin dan Hun Sen, oleh Vietnam, dan oleh KPNLF, dan orang-orang Sihanouk mengotori pedesaan. Dalam kebanyakan kasus, bahkan tentara yang menanam ranjau tidak mencatat di mana mereka ditempatkan. Sekarang, Kamboja menempati satu tingkat tertinggi negara dengan kerusakan fisik terparah di dunia. 
Sementara data sensus untuk Kamboja meskipun masih samar-samar, secara umum diterima bahwa lebih dari 40.000 warga Kamboja telah menderita amputasi sebagai akibat dari cedera akibat ranjau darat sejak tahun 1979. Yang mewakili rata-rata hampir empat puluh korban seminggu selama jangka waktu dua puluh tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar