Minggu, 29 Januari 2012

Humor bagi Kehidupan

Humor adalah alat kehidupan sosial yang menyediakan cara yang efektif untuk mengurangi tekanan psikologis, mengkomunikasikan berbagai perasaan dan ide-ide, dan meningkatkan hubungan, juga, humor melindungi hubungan sosial ketika mengkomunikasikan informasi negatif (Baldwin, 2007).

Humor menyediakan suatu sarana untuk mengkomunikasikan gagasan dan perasaan, menyampaikan kritik, dan mengungkapkan permusuhan dengan cara yang dapat diterima kehidupan sosial (Brownell & Gardner, 1988; Dixon, 1980; Haig, 1986; Martin, 2001 di Baldwin 2007).

Kemampuan mentertawakan kondisi sekitar dan diri sendiri,
menjadi salah satu katup yang akan melancarkan kembali kemampatan kehidupan dan atau kebuntuan kehidupan dari kegagalan, kesedihan, keputus-asaan, kebosanan hidup dan dari emosi negatip lainnya.

Humor adalah kecenderungan pengalaman kognitif tertentu untuk memprovokasi tawa dan memberikan hiburan . Istilah ini berasal dari pengobatan humoral dari Yunani kuno , yang mengajarkan keseimbangan cairan dalam tubuh manusia, yang dikenal sebagai humor ( Latin : humor, "cairan tubuh"), yang mengendalikan kesehatan dan emosi manusia. (wikipedia)

Orang-orang dari segala usia dan budaya merespon humor. Sebagian besar orang dapat menikmati humor, sehingga menjadi geli, tertawa atau tersenyum pada sesuatu yang lucu, dan dengan demikian mereka dianggap memiliki rasa humor. 

Humor dan kesehatan telah banyak diperbincangkan dan dibuktikan, karena tertawa berarti melakukan peregangan otot-otot halus tidak hanya di sekitar wajah tapi seluruh tubuh sehingga kita menjadi santai. Disamping untuk kesehatan tubuh humor juga berkhasiat memacu kreativitas, karena itu sangat dianjurkan agar humor disisipkan di ruang belajar, di ruang keluarga dan di tempat-tempat kegiatan lainnya.

Pendekatan komunikasi dan interaksi antara orangtua dan anak, pengajar dan anak didik dapat mendorong kreativitas serta kemampuan berpikir, mengenalkan nilai-nilai, mengajarkan perilaku positif dan tanggung jawab pada lingkungan sekitar, menanamkan rasa percaya dan kepercayaan diri anak-anak dengan mengenalkan satu mekanisme untuk menghadapi kesedihan, kekecewaan atau perasaan duka (Lovorn,2008).

Sehingga tidak perlu terlalu tegang menghadapi kehidupan ini bila diselingi dengan gurauan, bukankah sudah dijelaskan dalam ayat  Al An'aam 32, “Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka,”  dan dalam ayat Al 'Ankabuut  64, “ Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar