Si Kikir
dan Emasnya
Sekali
waktu ada seorang yang kikir yang biasa menyembunyikan emasnya di kaki sebuah
pohon di kebunnya, setiap minggu ia biasanya pergi untuk menggalinya dan berbangga
diri dengan keberuntungannya. Seorang perampok yang telah memperhatikan
gerak-geriknya ini, diam-diam menggali emas-emas itu dan membawanya pergi.
Ketika Si Kikir
minggu berikutnya datang untuk berbangga diri dengan hartanya,
ia tidak menemukan apapun kecuali sebuah lubang kosong. Dia menarik-narik rambutnya, dan menjerit-jerit dengan keras sehingga semua tetangganya datang di sekitarnya, dan dia menceritakan kepada mereka bagaimana ia biasa datang untuk mengunjungi emasnya.
ia tidak menemukan apapun kecuali sebuah lubang kosong. Dia menarik-narik rambutnya, dan menjerit-jerit dengan keras sehingga semua tetangganya datang di sekitarnya, dan dia menceritakan kepada mereka bagaimana ia biasa datang untuk mengunjungi emasnya.
"Apakah
anda pernah membawanya pergi?" tanya salah satu dari mereka.
"Tidak," katanya, "Saya hanya datang untuk melihatnya."
"Lalu anda datang
lagi dan melihat lubang itu lagi, lagi dan lagi" kata seorang tetangganya
sambil berkata lagi kepada orang-orang;
”Kekayaan yang
tidak terpakai mungkin juga tidak ada. ”
Rubah dan Nyamuk
Seekor Rubah sesudah
melintasi sungai tiba-tiba ekornya terjerat pada semak-semak, sehingga tidak
bisa bergerak. Sekelompok Nyamuk melihat mangsanya dan segera saja menggigiti tubuh
yang tidak berkutik itu.
Seekor Landak
berjalan-jalan kasihan kepada Rubah dan mendekatinya: " Hai Tetangga, Anda berada pada suatu keadaan
yang buruk," kata Landak; " Saya harus menolong anda dengan mengusir nyamuk-nyamuk yang
mengisap darah anda. "
"Terima
kasih, Guru Landak," kata Rubah, " tapi aku tidak suka. "
"Mengapa,
bagaimana itu?" tanya Landak.
"Nah, anda
lihat," jawabnya, "Nyamuk-nyamuk ini sebentar lagi kenyang, jika Anda
sekarang mengusirnya pergi, teman-temannya yang lain akan tahu dan akan datang
dengan nafsu makan yang sangat besar dan akan mengisap darah saya sampai
mati."
Rubah tanpa Ekor
Suatu peristiwa seekor
Rubah tertangkap ekornya dalam perangkap, dan dalam berjuang untuk melepaskan
dirinya ia kehilangan ekornya sehingga hanya tersisa pangkalnya. Pada awalnya
dia malu untuk menunjukkan dirinya di antara sesama rubah.
Tapi akhirnya ia
memutuskan untuk memasang wajah berani atas kemalangannya itu, dan memanggil
semua rubah untuk rapat umum untuk mempertimbangkan usulan yang harus dipaparkan
di hadapan mereka.
Ketika mereka
telah berkumpul bersama, si Rubah mengusulkan bahwa mereka semua harus membuang
ekor mereka. Dia menunjukkan betapa tidak nyaman keadaan ekor mereka ketika dikejar oleh musuh-musuh mereka, misalnya
ketika dikejar anjing, atau di saat mereka ingin duduk-duduk beramah-tamah dalam suatu percakapan.
" Itu usulan
sangat baik, "kata salah satu rubah yang lebih tua," tapi aku tidak
berpikir anda akan menasehati kita agar membuang ornamen utama kita jika anda tidak
kehilangan ekor anda sendiri. "
Ketidakpercayaan
terhadap saran walaupun menarik.
Rusa
bermata satu
Seekor Rusa
yang malang telah kehilangan salah satu matanya, dan tidak bisa melihat sesuatu
yang mendekatinya dari sisi lain. Jadi untuk menghindari setiap bahaya, ia
selalu mencari makan pada tebing tinggi dekat laut, dengan mata yang sehat melihat ke arah darat.
Dengan cara
ini dia bisa melihat setiap kali pemburu mendekatinya di darat, dan sering dapat
melarikan diri dengan cara ini. Tapi para pemburu akhirnya tahu bahwa dia buta salah
satu matanya, mereka menyewa perahu dan mendayungnya di bawah tebing di mana ia
biasa mencari makan dan menembaknya dari
arah laut.
"Anda tidak
bisa menghindari nasib Anda."
Bel Kucing
Pada masa lalu,
tikus memiliki sebuah dewan umum untuk mempertimbangkan tindakan yang mereka
bisa ambil untuk mengecoh musuh bersama mereka yaitu sang Kucing.
Beberapa tikus mengatakan
hal ini dan itu tidak ada habisnya, akan tetapi pada akhirnya tikus muda mengatakan ia
memiliki proposal yang menurutnya akan
memecahkan kasus ini.
"Kamu semua
akan setuju," katanya, " bahwa bahaya utama kita terdiri dari cara
yang licik dan berbahaya ketika musuh mendekati kita.
Sekarang, jika kita bisa menangkap beberapa tanda-tandanya ketika ia mendekat. kita
dengan mudah bisa lolos darinya. Saya mengusulkan suatu bel kecil yang ditaruh diseputar leher Kucing akan dapat
membunyikan tanda-tanda itu. Dengan cara ini kita akan selalu tahu ketika ia
berada disekitar kita.”
Proposal ini disambut
dengan tepuk tangan meriah, akhirnya tikus tua berdiri dan berkata: "Itu
semua sangat baik, tapi siapa yang akan memasang bel di leher tuan Kucing. "
Tikus-tikus itu menatap satu sama lain
dan tak seorangpun berbicara. Lalu tikus tua
berkata:
"Sangat
mudah mengusulkan sesuatu yang tidak mungkin."
dongeng pelajaran aesop dari
Project Gutenberg Etext of Aesop's Fables
Tidak ada komentar:
Posting Komentar